12 Tanda Umum Diabetes yang Bisa Dideteksi Sejak Awal

12 Tanda Umum Diabetes yang Bisa Dideteksi Sejak Awal
BeritaKle-12 Tanda Umum Diabetes yang Bisa Dideteksi Sejak Awal

12 Tanda Umum Diabetes yang Bisa Dideteksi Sejak Awal - Banyak orang yang baru mengetahui dirinya terkena diabetes melitus (DM) pada saat yang sudah terlambat. Semakin cepat Anda mendeteksi gejala dan ciri-ciri penyakit ini, semakin besar pula peluang Anda untuk terhindar dari komplikasi diabetes yang berbahaya. Namun banyak orang yang belum paham betul mengenai gejala diabetes sehingga sering diabaikan dan tidak terdeteksi pada awalnya. Apa saja gejala diabetes yang sering terjadi?


Tanda-Tanda dan Gejala Diabetes yang Harus diwaspadai

Diabetes termasuk penyakit yang umum terjadi di Indonesia, menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI diabetes paling sering dialami oleh penduduk usia 15 tahun ke atas. Namun, hanya 30% dari mereka yang menunjukkan gejala dan resmi terdiagnosis. Banyak penderita diabetes tipe 2 tidak merasakan gejala awal sehingga baru mengetahui kondisinya setelah melakukan pemeriksaan gula darah secara tidak sengaja. Hal tersebut dikarenakan gejala awal diabetes tipe 2 berkembang perlahan, berbeda dengan diabetes tipe 1 yang gejalanya muncul dengan cepat.

Peluang untuk mendapatkan pengobatan yang tepat akan lebih besar jika diabetes terdeteksi sejak awal. Sehingga, risiko komplikasi yang serius bisa di minimalkan. Ini merupakan beberapa tanda-tanda diabetes yang perlu diwaspadai.

Sering Buang Air Kecil

Sering buang air kecil merupakan salah satu tanda diabetes, khususnya di malam hari dan bahkan membuat Anda sering terbangun untuk pergi ke toilet. Ini disebut poliuria dalam dunia medis, diabetesi cenderung sering buang air kecil karena kadar gula darahnya sudah terlalu tinggi. Idealnya gula darah akan disaring oleh ginjal dan diserap kembali ke dalam darah, Namun kadar gula yang terlalu tinggi membuat ginjal tidak bisa menyerap semua gula darah. Akibatnya urine yang terbentuk di dalam ginjal akan mengandung banyak gula. Selain itu, kadar gula yang tinggi meningkatkan tekanan osmotik urine yang menyebabkan urine menarik lebih banyak air untuk menyeimbangkan konsentrasi sehingga membuat volume urine menjadi lebih banyak sehingga diabetesi menjadi sering buang air kecil.

Gampang Haus

Gampang haus atau polidipsia adalah salah satu tanda diabetes, perasaan haus yang tidak akan hilang meskipun sudah minum. Pada kondisi normal gula darah akan disaring oleh ginjal dan diserap kembali ke dalam darah, Namun jika kadar gula darah terlalu tinggi ginjal tidak dapat menyerap semua gula sehingga gula akan menumpuk di dalam urine. Urine yang tinggi kadar gulanya memiliki tekanan osmotik yang tinggi menarik molekul air lebih banyak yang menyebabkan dehidrasi, sehingga tubuh mengirim sinyal haus ke otak dan membuat penderita diabetes gampang haus.

Baca Juga : Cara Setting Proxy WhatsApp, Kirim dan Terima Pesan Bisa Tanpa Internet.

Gampang Lapar

Cepat lapar atau polifagia adalah tanda diabetes yang sangat umum, tapi sering diabaikan. Biasanya terjadi setelah makan berat. Dalam tubuh, makanan diubah menjadi glukosa dan digunakan sebagai sumber energi bagi sel, jaringan dan organ. Hormon insulin bertanggung jawab dalam proses ini. Pada diabetes, terjadi masalah dengan produksi insulin atau kemampuan tubuh dalam merespon insulin sehingga proses perubahan glukosa menjadi energi terhambat. Hal ini menyebabkan kebutuhan energi tidak terpenuhi meskipun sudah makan. Tubuh merasa belum mendapat energi akan mengirim sinyal untuk makan lagi, gejala ini disebut polifagia. Tanda khasnya adalah rasa lapar yang berlebihan atau peningkatan nafsu makan yang tidak biasa.

Berat Badan Turun Drastis

Berat badan yang turun drastis dapat menjadi gejala awal diabetes, Menurut Cleveland Clinic, berat badan dikatakan turun drastis jika penurunannya lebih dari 5% dari berat badan total Anda. Pada kondisi normal, tubuh akan menggunakan glikogen sebagai sumber energi. Namun, karena masalah insulin tidak mampu mengolah perubahan glukosa menjadi energi, tubuh mulai mencari sumber lain yaitu lemak dan protein. Tubuh akan terus berusaha memecah lemak dan otot untuk dijadikan energi, proses ini yang menyebabkan penurunan berat badan dan membuat penderita diabetes menjadi kurus. Otot yang ada dalam tubuh menyumbang 45% dari berat badan pada pria dan 36% pada wanita. Oleh karena itu, hilangnya massa otot akan berdampak besar pada berat badan total.

Kulit Kering

Diabetes seringkali menyebabkan gejala kulit gatal dan kering, bersisik atau pecah-pecah, menurut American Diabetes Association, 1 dari 3 orang akan mengalami ciri-ciri diabetes seperti kulit kering dan gatal. Hal ini terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui urine, sehingga kulit kehilangan kelembapannya. Selain itu, kulit gatal yang disebabkan oleh diabetes juga dapat terjadi karena penurunan fungsi saraf dan gangguan dalam sirkulasi darah. Gula darah yang tinggi juga dapat memengaruhi cara kerja saraf dan menyebabkan tubuh memproduksi zat sitokin dalam jumlah yang berlebihan, zat ini merupakan protein kecil yang membantu penghantaran sinyal antarsel, akan tetapi jika produksi sitokin berlebihan dapat membuat kulit meradang, kering, gatal, dan pecah-pecah. Diabetes juga dapat menyebabkan munculnya bercak hitam pada kulit yang disebut Akantosis Nigrikans, yang disebabkan karena kadar insulin yang tinggi yang memicu produksi pigmen berlebihan sehingga menyebabkan kulit tampak lebih gelap, menebal atau bersisik.

Luka yang Susah Sembuh

Luka yang susah sembuh seperti infeksi, bekas gigitan serangga, memar atau luka diabetes yang tak kunjung sembuh dapat menjadi salah satu gejala diabetes. Ini karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan dinding pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras sehingga aliran darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh terhambat. Bagian tubuh yang mengalami luka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah untuk cepat sembuh. Sel-sel tubuh juga kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak sehingga penyembuhan luka terbuka pada penderita diabetes cenderung lebih lambat. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga membuat sistem imun pada tubuh lemah, sehingga luka sedikit saja bisa berkembang menjadi infeksi parah yang sulit diobati.

Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan seperti penglihatan yang kabur, buram atau keruh adalah salah satu gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Ini terjadi karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan saraf dan perdarahan pada pembuluh darah di sekitar mata, sehingga mengganggu pengiriman sinyal dari retina mata ke otak. Kerusakan saraf di sekitar mata dapat menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan secara drastis dalam jangka panjang. Komplikasi mata akibat diabetes yang parah juga dapat menyebabkan katarak, glaukoma, bahkan kebutaan.

Kesemutan

Ciri-ciri diabetes lain yang perlu diwaspadai adalah kesemutan atau sensasi dingin yang menggelitik pada kaki atau tangan. Hal ini dapat menandakan kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes, yang disebut dengan neuropati perifer (neuropati diabetik). Gejala ini dapat menyebabkan penurunan gerak bahkan kecacatan jika tidak segera ditangani. Kerusakan saraf akibat diabetes ini sering ditemukan pada pasien yang sudah mengalami penyakit gula selama 5 tahun atau lebih.

Lemas dan Sakit Kepala

Ciri-ciri diabetes yang umum adalah lemas dan sakit kepala. Gejala ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan gula darah yang terlalu tinggi atau rendah. Selain itu, jika produksi insulin terganggu atau tidak bekerja dengan efektif, sel-sel tubuh tidak dapat menerima asupan energi yang cukup sehingga tubuh menjadi lemas dan lesu. Ini bisa terjadi beberapa saat setelah makan.

Infeksi Jamur atau Bakteri

Pengidap diabetes cenderung rentan terkena infeksi jamur atau bakteri. Gejala diabetes yang sering muncul dalam hal ini adalah kaki gatal, gatal-gatal pada kulit, atau infeksi pada bagian-bagian tertentu seperti vagina. Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan kurang efektif dalam melawan bakteri dan jamur. Gula darah yang tinggi juga memberikan energi tambahan bagi bakteri dan jamur untuk tumbuh dan berkembang, sehingga infeksi lebih mudah terjadi pada pengidap diabetes.

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah kondisi yang ditandai dengan terjadinya perkembangan polikistik atau benjolan pada ovarium dan hormon testosteron yang tinggi. Gejala khas PCOS seperti jadwal menstruasi yang tidak teratur, peningkatan berat badan, jerawat, dan depresi, seringkali mirip dengan gejala diabetes pada wanita. Hal ini karena PCOS dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama diabetes. PCOS juga dapat menyebabkan ketidaksuburan dan peningkatan kadar gula darah. 

Gusi Merah dan Bengkak

Gejala diabetes juga bisa terlihat dari kondisi gusi yang merah dan bengkak. Pasien diabetes sering mengeluhkan gusi yang sakit dan mudah berdarah saat membersihkan gigi. Ini karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan sistem imun tubuh melemah, sehingga gusi menjadi rentan terhadap infeksi. Penyakit gusi juga dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi diabetes.

Oleh karena itu, Anda perlu rutin melakukan pemeriksaan gigi dan jaga kebersihan mulut untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Sumber : Berbagai Sumber

Cek informasi menarik lainnya di Google News

LihatTutupKomentar